KTM, Pabrikan Bontot yang Lebih Inovatif di MotoGP

MotoGP memang nyaris pernah ada di babak jemu. Ini karena tanding ke arah juara dunia paling seru didatangkan oleh dua pabrikasi saja, Honda dan Yamaha.

Bahkan juga, Yamaha pernah menyediakan tanding segrup saat team pabrikannya diperkokoh Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo. Pada 2009 dan 2010, tanding seru dua situs slot online rider itu kerap menghias halaman khusus berita sekitar MotoGP.

Honda walau susah juara dunia saat tahun ajaib 2006–dengan alm. Nicky Hayden, bisa diakui, karena Dani Pedrosa benar-benar sanggup menyaingi kecepatan duet Yamaha. Kita juga dapat menerka, bila duet Yamaha tidak memenangi sebuah seri, karena itu yang “gantian” menang sudah tentu Pedrosa.

Sesungguhnya, pada dasawarsa itu, Ducati masih tetap cukup kuat walaupun cuman di beberapa sirkuit tertentu, seperti Indianapolis dan Philips Island. Begitupun dengan kehadiran pabrikasi lain. Waktu itu masihlah ada Suzuki dan Kawasaki (paling akhir 2009).

Tetapi, saat pengubahan peraturan mesin dan kemampuan cc-nya, cuman sisa tiga pabrikasi yang nampak masih mampu beradu cepat. Bahkan juga, sesungguhnya cuman ada dua pabrikasi yang paling kuat, yakni Yamaha dan Honda.

Bukti paling benar ialah saat Casey Stoner yang disebut unggulan Ducati seberang ke Repsol Honda pada 2011. Hasilnya juga seperti perkiraan waktu itu, jika Stoner sanggup juara dunia dengan motor yang sesungguhnya sebandel Ducati tetapi tetap dapat menandingi akselerasi Yamaha.

Semenjak itu, MotoGP dikuasai Yamaha dan Honda, bernama paling akhir jadi raja MotoGP semenjak 2013 sampai 2019. Dominasinya cuman terusik oleh Yamaha pada 2015.

Itu penanda jika MotoGP seperti F1 yang sama dengan perolehan berturut-turut saat raih titel juara dunia. Tapi, beruntungnya MotoGP dapat kembali memuat Suzuki dan Aprilia semenjak 2015, yang selanjutnya diikuti KTM pada 2017.

Dari sanalah ada keinginan jika MotoGP akan kembali hebat. Hal tersebut selanjutnya mulai nampak pada 2016 dan 2017 saat Marc Marquez tak lagi cuman waspada rider senior seperti Jorge Lorenzo, Valentino Rossi, dan rekanan segrupnya Dani Pedrosa. Dia harus juga siaga bernama Maverick Vinales dan Alex Rins.

error: Content is protected !!